Selasa, 09 Agustus 2016

NARUTO EPS 670

                  Naruto Shippuden 670 : "Permulaan"

 Pada chapter sebelumnya, Gai menunjukan kekuatan dari gerbang kedelapan Hachimon Tonkou no Jin yang sempat membuat Madara terdesak. Di lain sisi, Naruto terbangun dari tidurnya akibat Kyubi dikeluarkan dari tubuhnya. Dimanakah Naruto akan terbangun?

Waktunya untuk bangkit bagi Naruto!

Naruto tersadar dalam sebuah dimensi yang hampir sama dengan dimensi para Jinchuuriki. Lantai dipenuh oleh air dan keadaan di sekitar tidaklah jelas.

“Dimana aku? Apakah aku sudah… mati?”

Terkejut dan terbata-bata, Naruto perlahan membuka matanya. Ia memperhatikan sekeliling sembari masih terbaring.

Tiba-tiba…

“Mengapa kau berpikir kau sudah mati? Pandangan moralmu tentang kematian berbeda dari waktuku dahulu. Kau pastinya memiliki jiwa yang kuat jika kau menganggap dirimu “mati” dengan mudah, pemula”

Seorang yang terdengar seperti kakek-kakek, berbicara pada Naruto yang baru saja terbangun.

Naruto terkejut melihat kakek itu.

“Siapa kau?”

Naruto memandangi kakek itu dengan muka penasaran, apakah ia musuh atau bukan.

“Itu pertanyaan yang realistik dalam situasi ini, tapi aku sedikit risau bahwa pendapatmu mungkin berbeda dari pendahulumu jika kau mendengar namaku”

Perkataan tersebut sulit dicerna Naruto, tetapi ia semakin penasaran.

Kakek tua itu memakai sebuah jubah putih dengan tongkat hitam ia bawa dan sebuah simbol lingkaran berlapis di belakang jubahnya.

“Aku adalah seorang yang membawa kedamaian dan tata tertib.. Namaku adalah Hagoromo.”

Seorang kakek melayang mengejutkan Naruto. Ia membawa sebuah tongkat hitam khas dari para pendeta berwarna hitam. Kakek itu memiliki jenggot yang panjang sepinggang dengan muka yang keriput dan sebuah simbol yang ada di punggungnya juga terdapat pada dahinya.

Kakek itu duduk bersila melayang di atas air dengan posisi seperti bertapa dan mata tertutup. Bola-bola hitam mengelilingi kakek itu di bawahnya.

Naruto terkejut melihat kakek yang aneh itu dan terdiam sesaat memandangi dengan muka tidak percaya.

“Reaksimu.. Aku sudah sebagian memprediksi bahwa kau akan bereaksi seperti itu”

“Maaf, kakek, tapi aku…”

Naruto masih memandang kakek itu seperti tidak percaya.

[Aku tidak begitu mengerti apa yang ia bicarakan… Seperti selayaknya orang tua yang suka menasihati orang-orang!]

Naruto berpikir muram dan sepertinya ia memang tidak mengerti apa yang kakek itu bicarakan.

“Baiklah kalau begitu…”

Kakek itu membuka matanya menatap Naruto. Naruto sungguh terkejut melihat mata kakek itu.

“Ah! Matamu!! Rinnegan!!”

Kakek itu pun sedikit terkejut mendengar perkataan Naruto. Ia sepertinya tidak mengira kalau Naruto bisa tahu matanya itu.

“Kau hebat dalam menganalisa seseorang. Aku harap kau juga akan bisa mengerti keadaan realistikmu yang sekarang…”

Kakek itu kembali tenang dan ia melanjutkannya lagi.

“Kau belumlah mati… Ini adalah dunia yang berada di dalam pikiranmu. Aku mengerti ketidaksabaranmu, tetapi tidak ada gunanya sekarang untuk tergesa-gesa… Oleh karena itu…”

Naruto semakin memandang kakek itu dengan penasaran dan berpikir yang aneh-aneh.

[Kakek ini bukan musuh, kan? Tapi…]

Tiba-tiba saja dari keheningan, Naruto berteriak tidak jelas pada kakek itu.

“Hentikan saja itu! Tidak bisakah kau bicara dengan cara yang bisa aku mengerti!!?”

“Aku adalah anakhronisme… Waktu yang mengalir semakin lama membawa perubahan penting dalam budaya, tradisi, pandangan, dan moral orang-orang. Kapanpun aku berkelana waktu untuk bertemu dengan seorang “transmigran”, aku bisa dengan jelas merasakan ketidaksesuaian dalam nilai-nilai kita…”

Naruto mulai kesal mendengarkan perkataan kakek itu. Tetapi, kakek itu tetaplah melanjutkannya.

“Aku juga bisa secara metodis mempelajari budaya dan bahasa yang baru, tetapi…”

Tiba-tiba Naruto berteriak lagi pada kakek tua itu.

“Dahhh!!!! Bisakah kau diam!!! Aku tidak punya waktu untuk mendengarkan apa yang beberapa orang tua yang aneh harus katakana!!”

Walaupun begitu, kakek tua itu tetap menjawabnya dengan santai.

“Pencarian kata-kata… Dan apapun tentang belajar adalah ambigu. Jika kau tidak bisa saling mengerti karena sulit untuk mencari definisi… Aku akan harus mencatat itu dalam catatan pengetahuan idealistik dan materialistikku berpikir dan berbicara dengan cara yang sederhana”

Naruto semakin malas menanggapinya. Ia sepertinya sama sekali tak mengerti pembicaraan kakek itu.

“Apa kau alien atau sejenisnya? Aku tahu kalau kau telah mendapat beberapa karisma, tapi…”

Tiba-tiba, kakek itu merubah cara bicaranya.

“Yah, bukankah itu terlalu berlebihan? Aku seorang alien? Hahaha! Aku pikir itu juga bisa dianggap… Dan juga…”

Naruto memunculkan wajah yang sungguh terkejut mendengar itu.

“Eh!?”

“Kau masih tidak mengerti? Aku tidak mengira pembicaraan kita menjadi sangat kompleks…”

Naruto menjawab dengan tertawa sekarang, mendengar gaya bicaranya mulai berubah.

“Oh tidak, caramu berbicara sekarang sudah baik! Aku akhirnya mengerti! Aku hanya terkejut karena tiba-tiba itu semua berubah!”

Naruto semakin merasa senang sekarang.

Kakek tua itu hanya menanggapinya lagi dengan tenang.

“Oh, benarkah? Kalau begitu, aku akan bicara dengan cara ini, ok? Ya!”

Tawa seperti jahil tampak pada Naruto yang mendengar cara berbicara kakek tua itu sekarang.

“Ah! Tapi… Itu terdengar menyeramkan karena caramu berbicara tidak sesuai dengan wajahmu…”

Naruto mulai berpikir buruk juga terhadap orang tua itu.

[Karismamu benar-benar lenyap…]

“Aku pikir kau seharusnya menghilangkan perasaan yang kompleks itu… Kalau tidak, kau terdengar seperti orang idiot..”

Naruto melanjutkan dengan masih tertawa sedikit.

Kakek tua itu hanya tenang saja bertapa di udara.

“Bukankah itu terlalu berlebihan? Siapa yang kau panggil idiot! Baiklah… Sepertinya begitulah caraku akan bicara sekarang. Apa ini lebih baik?”

“Itu!!! Ok!! Cara itu lebih baik!! Uhm… Aku pikir aku mengerti”

Tiba-tiba, Naruto berteriak menunjuk kakek tua itu, sepertinya ia sudah menemukan cara bicara kakek tua itu yang enak.

Naruto menjadi tenang kembali.

“Uff… Kita akhirnya bisa bicara. Ngomong-ngomong, siapa kau? Jika kau tahu tentang tempat ini, kalau begitu bisakah kau beri tahu aku cara untuk keluar dari sini?”

“Jangan tanya aku banyak hal secara bersamaan… Aku berasal dari masa lalu, aku telah mati. Aku adalah pendeta yang dalam bentuk chakra mengapung, berkelana dari generasi ke generasi untuk melihat seperti apa Ninshuu nanti.”

Kakek tua itu melanjutkan untuk menjawab pertanyaan Naruto itu.

“Namaku adalah Hagoromo, dan merupakan pencipta Ninshuu… Aku juga dikenal sebagai Rikudo Sennin.”

Setelah kakek tua itu berkata seperti itu, Naruto terkejut dengan panggilannya itu. Ia teringat tentang apa yang Nagato dan Jiraiya katakana pada dirinya.

“Eh!? Orang itu adalah orang yang Sennin mesum dan Nagato bicarakan!?”

Rikudo Sennin sedikit terkejut karena Naruto telah tahu dirinya.

“Oh, kau tahu tentangku?”

Naruto semakin bersemangat karena ia bertemu dengan orang yang ada dalam legenda, walaupun awalnya ia terlihat bodoh.

“Kau adalah seorang yang menciptakan Ninjutsu di awal waktu, bukan begitu?”

Rikudo Sennin melanjutkan penjelasannya dan mulai mengeluarkan tongkat yang dibawanya itu. Tongkat itu terlihat seperti gabungan tongkat Madara dan Obito dahulu.

“Bukan Ninjutsu, Ninshuu. Ninshuu ku dibentuk untuk menciptakan harapan. Jangan campurkan dengan Ninjutsu, itu dibuat untuk menciptakan perang.”

“Bagaimanapun juga, jika kau adalah pertapa itu, banyak hal yang ingin kutanyakan.. Tapi sekarang..”

Sebelum Naruto selesai bicara, Rikudo Sennin mencelupkan tongkatnya ke dalam air. Terlihat gelombang air itu mengarah ke Naruto.

Naruto terkejut melihat sesosok yang tergambar dalam bayangan gelombang air itu.

“Kau mengingatkanku dengan anakku, Ashura…”

Rikudo Sennin melanjutkan penjelasannya dan terlihatlah gambar anak kedua Rikudo Sennin dengan pakaian yang sama dengan Rikudo Sennin. Terdapat 6 tomoe juga yang tergambar pada kerah pakaiannya yang terlihat seperti pakaian tradisional Jepang.

“Bagaimanapun juga, sekarang adalah waktu yang tepat. Ada sesuatu yang aku harus percayakan padamu.”

Naruto semakin terbingung dengan keadaan itu.

“Ashura? Percayakan? Hentikan berbicara hal yang aneh dan keluarkan saja aku dari sini!!”

“Maafkan aku, tapi itu bukan sesuatu yang bisa kulakukan.. Itu tergantung pada orang-orang di luar lakukan padamu.. Aku hanya bisa memberitahumu..”

Rikudo Sennin menjawab Naruto.

Tetapi, jawaban itu sedikit membuat Naruto kecewa.

“Sekali lagi, aku tidak bisa mengerti kau…!”

“Intinya sekarang tidak ada gunanya bagimu untuk rewel…”

Naruto hanya menggerutu mendengar itu.

“Oleh karena itu aku akan bertanya padamu.. Tidak, kau harus bertanya padaku. Pertama-tama tentang ibu dan anakku…”

Naruto hanya terlihat kesal mendengar perkataan Rikudo Sennin itu.

Naruto hanya terlihat kesal mendengar perkataan Rikudo Sennin itu.

Sebuah bayangan seorang putri dengan pakaian tradisional Jepang muncul di bayangan air. Terdapat dua buah tanduk pada kepalanya dan tata rias wajah yang tidak biasa.

“Ibuku, Kaguya Ootsutsuki, datang ke tanahmu dari tempat yang jauh. Dia datang untuk mengambil buah dari Pohon Suci. Itu adalah Pohon Suci yang bisa kau lihat juga pada perang ini.. Buahnya terbuat dari chakra”

Bayangan air berubah menjadi Shinjuu yang mengeluarkan sebuah buah.

Lalu bayangan itu berubah lagi dengan Kaguya yang mengeluarkan seluruh kekuatannya.

“Kaguya memakan buah itu dan dengan kekuatan yang ia dapat dia bisa menguasai seluruh tanah ini.”

Naruto mulai membuka mulutnya untuk bertanya.

“Darimana Kaguya berasal? Apakah ia lebih kuat darimu? Itu memang benar jika ibu marah akan terlihat mengerikan!”

“Darimana ia berasal tidaklah penting. Dia sungguh kuat, lebih kuat dari siapapun juga.”

Rikudo Sennin menjawabnya dengan jelas.

“Orang-orang memanggil ibuku dengan sebutan Dewi Kelinci atau Iblis… Mereka memujanya dan takut padanya. Kaguya melahirkan dua orang anak. Aku adalah salah satu dari mereka.”

Bayangan air berubah lagi menjadi bayangan dimana dua orang bayi tertidur di hadapan Kaguya.

“Untuk menyesali dosa ibu kita, saudaraku dan aku… Bertarung melawan Juubi, yang merupakan jelmaan dari Pohon Suci, dan menyegelnya di dalam tubuh kita. Pohon Suci itu berusaha untuk mendapatkan kembali buah chakra yang telah dicuri darinya.”

Bayangan berubah lagi dimana terdapat dua orang melawan Juubi.

“Selanjutnya, aku juga memiliki dua orang anak. Aku menamai yang tertua dengan Indra dan yang termuda dengan Ashura, dan aku mengajari mereka Ninshuu”

Bayangan berubah lagi, Rikudo Sennin memiliki dua orang anak dimana latar belakang anak-anak itu berbeda. Yang tua terdapat simbol bulan sabit dan yang muda terdapat simbol lingkaran penuh.

“Namun, mereka memiliki satu perbedaan yang besar. Yang satu memiliki gen chakra kuatku dan yang satu tidak… Perbedaannya begitu sangat ekstrim.”

“Akan menjadi kompleks lagi dengan kata lain?”

Naruto mulai mengerti dan mulai angkat bicara lagi.

“Dasarnya.. Yang unggul kakak tertua Indra.. dan yang tidak bisa apa-apa Ashura.”

Bayangan menampakan dua wajah anak itu, yang tertua memilik mata Sharingan dan yang muda terlihat biasa saja.

“Tidak bisa apa-apa.. Walaupun begitu, dia adalah anak dari Rikudo Sennin…”

Naruto menanggapi panggilan itu dengan menyesal.

“Mungkin, seharusnya aku tidak mengatakan ini tapi… Tidak masalah sebaik apa orang tua.. Anaknya belum tentu mewarisi potensial mereka. Aku pikir kau tahu sesuatu tentang itu. Karena kau begitu banyak kesamaan seperti itu, bukan, Naruto?”

Naruto terlihat menyesali apa yang memang terjadi pada dirinya. Dia terlihat lemas mendengar hal itu.

“Aku memang memiliki perasaan itu…”

Tetapi, Rikudo Sennin tersenyum kecil mendengar perkataan itu.

“Kau benar-benar mengingatkanku pada Ashura… Hal-hal yang kau lakukan juga..”

Naruto terkejut mendengar perkataan Rikudo Sennin.

“Hm? Hal-hal yang kulakukan?”

Rikudo Sennin kembali melanjutkannya. Sepertinya, Naruto dan Rikudo Sennin mulai duduk bersampingan sekarang.

“Indra dan Ashura berjalan di jalan yang berbeda. Indra, semenjak kelahirannya, memiliki mata yang kuat dan semangat pertarungan. Dia dipanggil seorang jenius. Dia melakukan semuanya sendiri dan mengerti bahwa kekuatannya itu special dan berbeda dari yang lain. Dia juga menyadari kalau kekuatan bisa membuat apapun menjadi kenyataan.”

Bayangan muncul lagi dimana kakak tertua mulai bertumbuh dengan kekuatan dan mata yang kuat.

“Di posisi lain, Ashura tidak bisa melakukan apapun dengan baik, semenjak ia masihlah anak-anak. Dia tidak bisa melakukan apapun dengan sendiri. Untuk memiliki kekuatan yang sama dengan kakaknya, ia butuh usaha yang lebih dan harus bekerja sama dengan orang lain. Dan…”

Bayangan berubah lagi dimana anak yang termuda berkumpul dengan banyak orang di belakangnya.

“Dengan penderitaan dan kerja keras, chakra di dalam tubuhnya berkembang.. Dan dia mendapat kekuatan yang sama dengan kakaknya. Dia juga mengerti bahwa dengan bekerja sama dan membantu orang lain adalah apa yang membuatnya kuat. Dia mengerti apa yang dimaksud dengan mengasihi orang-orang dan menyadari bahwa cinta bisa membuat segalanya terwujud.”

Terlihat Ashura dengan orang-orang di belakangnya. Ashura berada di bawah kaki Naruto seperti sebuah bayangan Naruto pada gambaran air itu.

“Dengan cara Ashura hidup.. Aku melihat kemungkinan baru. Aku memecah kekuatan Juubi yang berada di dalam tubuhku.. Dan memberi nama pada setiap bagian. Aku percaya dengan hubungan yang dikenal dengan kerja sama adalah kekuatan yang sebenarnya.”

Bayangan berubah dimana Rikudo Sennin berdiri di tengah para Bijuu. Naruto mengingat masa-masa itu lagi, masa-masa ketika ia berteman dengan semua Bijuu.

Rikudo Sennin melanjutkan lagi.

“Aku juga membuat Ashura sebagai penerus Ninshuu, jadi dia bisa memimpin semuanya. Dan berpikir bahwa kakaknya, Indra, mau bekerja sama juga. Namun…”

Naruto terkejut dengan perkataan Rikudo Sennin.

“Indra tidak menerimanya. Dan itu awal dari perang yang panjang..”

Terlihat lagi, Ashura dengan chakra yang mirip chakra Kyubi Naruto, hanya saja chakra itu berbentuk seperti Susano’o. Chakra itu memiliki enam tangan yang dimana masing-masing mengeluarkan Bijuudama. Chakra itu juga berwajah dua, depan dan belakang.

Di sisi lain, terlihat juga Indra menggunakan Susano’o yang sama seperti milik Madara.

“Walaupun tubuh mereka hancur, chakra mereka tidaklah lenyap dan berpindah melalui waktu.. Tanpa batas..”

Naruto terlihat ketakutan mendengar cerita itu, dia hanya tertawa kecil dan terlihat keraguan dalam dirinya.

“Terlihat seperti dirasuki hantu. Jadi, siapa yang mereka rasuki sekarang?”

“Kau, Naruto.”

Mendengar itu, Naruto terkejut.

Terlihat di belakangnya, bayangan dari chakra Ashura yang seperti cermin bagi Naruto.

“Saudara termuda, Ashura, bereinkarnasi menjadi dirimu”

Rikudo Sennin melanjutkan perkataannya yang membuat Naruto terkejut.

Ternyata, Naruto adalah penerus dari Ashura…!?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar